Sabtu, 06 September 2008

Gagasan Kaukus Pantura Provinsi Cirebon

Warta Wiralodra, Indramayu
Dede yusuf dan Yance
Semangat dan keinginan Bupati Indramayu H Irianto MS Syafiuddin atau yang akrab dipanggil Yance untuk membentuk propinsi cirebon bertekad memisahkan diri dari propinsi jawa barat. Bupati Yance dan Bupati Cirebon Drs Dedi Supardi MM menggagas dibentuknya kaukus pantura. Untuk merealisasikan rencana tersebut, Sabtu lalu, Yance bertemu empat mata dengan Bupati Dedi di Pendopo rumah dinas bupati.
Bupati Dedi mengatakan, untuk merealisasikan pembentukan kaukus pantura tersebut, dalam waktu dekat kedua kepala daerah yakni Indramayu dan Cirebon menggelar rapat untuk menentukan sikap dalam Pilkada Jabar 2008.
"Kaukus ini terbuka untuk daerah-daerah yang berada di kawasan pantura seperti Kota Cirebon, Kuningan, Majalengka, Subang bahkan tidak menutup kemungkinan Purwakarta," katanya kepada WW, Sabtu lalu
Menurut Bupati Dedi, kaukus pantura merupakan gerakan moral agar rakyat pantura sadar posisi sosial, ekonomi, budaya dan politiknya. Selama ini, dalam lingkup Jabar, masyarakat pantura selalu dinomorduakan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Terbukti hingga saat ini belum pernah ada satupun tokoh pantura yang bisa menembus Gedung Sate di Bandung.
"Pilgub sekarang ini menjadikan momentum bagi rakyat pantura untuk menunjukan posisi politiknya. Rakyat pantura harus sadar kalau sekarang bukan saatnya lagi untuk dikesampingkan, apalagi dianaktirikan," tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Dedi mencontohkan dalam hal pembangunan, pemprov Jabar lebih memperhatikan daerah yang sudah maju dan berkembang seperti Bandung dan daerah penyangga Jakarta, Bekasi, Bogor dan sekitarnya. Sedangkan daerah pantura yang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kecil, malah kurang diperhatikan.
Masih menurut Bupati Dedi, pihaknya akan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat di Indramayu dan Cirebon untuk menggelar kongres rakyat pantura. Berbagai isu strategis menyangkut pantura akan menjadi bahasan serius, termasuk penentuan sikap menghadapi pilgub.
"Sikap kaukus pantura akan ditentukan secara bersama dalam kongres rakyat pantura. Dalam pilgub, kaukus pantura akan satu suara yakni apakah akan ikut berpartisipasi aktif, pasif atau memutuskan bahwa Pilgub Jabar bukan sesuatu yang menarik lagi bagi rakyat pantura," tandasnya.
Bila harus berpartisipasi aktif dalam pilgub, lanjut Bupati Dedi, nantinya kaukus pantura akan mengajukan sejumlah persyaratan. Salah satunya yang strategis adalah soal kepemimpinan. Siapapun dan dari partai manapun tokoh pantura

yang maju dalam pilgub, wajib didukung sepenuhnya oleh masyarakat pantura. "Kita tetap menginginkan bahwa masyarakat pantura terwakili dalam pilkada Jabar 2008 mendatang," ujarnya.
Menyangkut rencana pembentukan Provinsi Pantura, Bupati Dedi menuturkan, hal tersebut bukan hal yang tidak mungkin. Kesemuanya tersebut akan sangat bergantung dari keputusan dalam kongres rakyat pantura.
"Secara pribadi saya melihat Provinsi Pantura itu bukan hal mustahil. Bisa saja dua atau tiga tahun kedepan terbentuk. Hal ini sangat bergantung dari bagaimana Pemprov Jabar dan elite di Bandung memberlakukan dan menanggapi aspirasi masyarakat pantura," tukas Bupati Dedi.
Apalagi, lanjut dia, hasil ratimda Partai Golkar menetapkan Gubernur Danny Setiawan menjadi calon gubernur Jawa Barat periode 2008-2013 mendatang. Selain sebagai dunungan (atasan, red), imbuh Tutty, juga Danny merupakan sahabat lama. Sebab itu, lanjut bupati wanita pertama di Indonesia ini, kalau memang partai harus menggandeng orang lain yang berasal dari partai lain, dirinya tetap akan mendukung kader yang diusung Golkar. "Saya tidak akan pernah arogan dan tetap akan mendukung Pak Danny," tegas Tutty yang hari ini kabarnya akan menerima penghargaan Wajar Dikdas Award dari Gubernur Jabar di Gedung Sate, Bandung.
Bupati Tutty juga meminta masyarakat Kota Angin untuk tidak terpancing dengan aksi yang terjadi di kabupaten tetangga. "Saya tidak menghendaki adanya tindakan anarkis menyikapi tidak majunya saya menjadi cawagub," tuturnya di puncak HUT ke-36 Korpri beberapa waktu lalu.
Bahkan, Tutty sudah membocorkan rencananya untuk kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Golkar dalam Pemilu 2009 nanti. Mantan anggota DPRD Kabupaten Majalengka, DPRD Provinsi Jabar dan anggota DPR RI ini mengaku sudah mendapatkan restu dari partainya. "Kalau saya sehat dan mendapatkan Ridlo Allah SWT, saya siap untuk dicalonkan dalam Pemilu nanti ke DPR RI lagi," kata Tutty dalam sebuah seminar kaum perempuan yang diselenggarakan Dinas SPM.
Terpisah,Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Majalengka H Eman Sulaeman SE mengakui, pihaknya sudah melakukan pembicaraan terkait rencana bupati untuk kembali berkiprah di DPR RI. "Kami memang sudah memberikan restu kalau beliau (bupati, red) maju lagi dalam pemilu menjadi anggota legislatif," ujar Eman.
Dede Lamar Yance di sisi lain, diundurnya masa pendaftaran pilgub Jawa Barat hingga 13 Januari 2008, dimanfaatkan Yusuf Macan Effendi atau akrab disapa Dede Yusuf untuk mendekati figur yang dianggap pantas dan layak untuk mendampinginya. Cawagub yang diusung oleh DPW PAN Jabar ini, mencoba untuk "melamar" (meminta kesediaan, red) Bupati Yance untuk mendampinginya.
"Dengan tidak diakomodirnya Yance sebagai cawagub dalam Ratimda PG Jabar, maka kami berharap kepada dia untuk tetap maju dalam Pilkada Jabar. Karena Yance ini merupakan sosok pemimpin daerah yang profesional, produktif dan berprestasi. Saya selama ini berharap bisa mendapatkan pasangan dengan kreteria seperti Pak Yance ini," ujar Dede Yusuf bersama tim suksesnya, H Zamzam J Kamil saat bersilaturahmi ke Bupati Yance di Pendopo pemkab, Minggu malam.
Pertemuan antara Dede Yusuf dan Yance itu, disaksikan juga oleh tokoh masyarakat Indramayu, masing-masing H Nono Sudarsono dan H Syatori. Kedatangan Dede Yusuf bersama anggota tim suksesnya itu, selain bersilaturahmi juga membawa harapan, supaya Yance tetap maju dalam Pilkada Jabar dan bisa berpasangan dengan dirinya, apakah sebagai cagub atau cawagub.
Dede setuju dengan istilah "matahari dari timur" untuk Yance seperti yang disampaikan Ketua DPW PAN Jabar, Ahmad Adib Zain. Bahkan Dede juga berharap, kader terbaik pantura seperti Yance ini tetap bersedia untuk maju, meski tidak diusung oleh PG. "Hanya saja, jika Pak Yance bersedia untuk berpasangan dengan saya, maka dia perlu membantu PAN untuk bisa memenuhi persyaratan 15 persen. PAN hanya memiliki 7 kursi atau 7 persen suara di DPRD Jabar, sehingga perlu dukungan parpol lain yang bisa menambah 8 kursi atau 8 persen supaya bisa mengusung paket pasangan ke KPU," jelasnya.
Menanggapi lamaran Dede Yusuf itu, Yance kembali menegaskan sikapnya, bahwa pencalonan dirinya sebagai cawagub Jabar dalam konvensi Partai Golkar itu merupakan amanat rakyat. Ketika dia gagal, maka kembali diserahkan kepada masyarakat. "Saya sangat menghargai keinginan dan harapan Mas Dede Yusuf, supaya saya tetap maju dan bisa berpasangan dengan dia. Namun saya tetap konsisten untuk mempertimbangkan amanat masyarakat untuk langkah kedepan," ujar Bupati Yance.
Terkait dengan harapan Dede Yusuf supaya mau berpasangan dengan dirinya dan membantu PAN memenuhi syarat 15 persen, Yance mengaku apatis dengan elit parpol di Jabar. Karena banyak elit parpol yang berpikir pragmatis dalam mengusung cagub/cawagubnya. "Saya kurang bersemangat lagi untuk berhubungan dengan elit parpol di Jabar. Karena sebagian besar dari mereka berpikir pragmatis bukan profesionalisme. Siapa yang punya duit dan memenuhi permintaannya, maka dia yang berpeluang untuk diusung. Kalau awalnya saja sudah begitu, maka sangat buruk hasilnya," tegasnya.
Sementara itu, H Nono maupun H Syatori yang ikut dalam pertemuan mengungkapkan harapannya supaya paket Dede-Yance (De-Ya) bisa terwujud. Pasangan ini dianggap alternatif dan ideal, karena keduanya sama-sama populer dan memiliki kepribadian yang baik. (***

Tidak ada komentar: