Jumat, 12 September 2008

NATO Tidak Akan Ambil Bagian Dalam Serangan Ke Pakistan

Brussels (ANTARA News) - NATO tidak akan mengambil bagian dalam strategi yang diusulkan AS untuk melakukan serangan ke Pakistan dari Afghanistan terhadap gerilyawan Taliban dan al Qaida, seorang jurubicara mengatakan Kamis.

"Kebijakan NATO, bahwa itulah mandat kami, berakhir di perbatasan, James Appathurai mengatakan pada konferensi pers reguler.

"Tidak akan ada serangan darat atau udara oleh pasukan NATO ke wilayah Pakistan."

Negara-negara NATO akan membicarakan masalah itu, kata Appathurai, tapi ia menambahkan: "Biar saya tekankan, bukan NATO yang akan mengirim pasukannya melintasi perbatasan".

Ke26 menteri pertahanan NATO akan mengadakan pertemuan informal pada 18-19 September di London, tapi Appathurai mengatakan kesempatan yang akan datang bagi mereka untuk membicarakan operasi di Afghanistan akan terjadi pada pertemuan tingkat menteri di Budapest 9-10 Oktober.

Jurubicara itu mengatakan solusi perlu ditemukan bagi ekstrimisme yang meningkat di daerah suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

"Pakistan perlu melakukan tindakan yang efektif dalam kerjasama dengan masyarakat internasional lainnya dan Afghanistan akan menghadapi masalah yang semakin mengancam stabilitas Pakistan dan juga Afghanistan itu," katanya.

NATO memimpin pasukan sekitar 53.000 tentara di Afghanistan. Pasukan AS yang terpisah juga sedang memerangi gerilyawan di negara itu.


Tidak akan menang

Pada Rabu, militer AS mengakui pada kongres bahwa negara itu tidak akan menenangkan pertempuran melawan gerilyawan Taliban dan mengatakan mereka akan merevisi strateginya untuk menyerang tempat persembunyian aman gerilyawan di Pakistan.

Laksamana Mike Mullen, kepala pada kepala staf gabungan AS, mengatakan pada komisi angkatan bersenjata ia telah "melihat strategi baru, yang lebih komprehensif" yang akan mencakup kedua sisi perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Komando AS yang ditunjang-helikopter telah melakukan serangan darat pekan lalu di provinsi Waziristan Selatan di Pakistan, tempat perlindungan gerilyawan di perbatasan, serangan pertama yang diketahui ke Pakistan oleh tentara AS sejak invasi 2001 di Afghanistan. Serangan itu menewaskan 20 orang.

Pakistan, yang telah menjadi sekutu dalam perang pimpinan atas teror pimpinan-AS yang dilancarkan setelah serangan 11 September di AS 2001, mengutuk serangan itu dan acapkali mengatakan negara itu tidak akan menolerir tentara asing masuk wilayahnya.

Pada Kamis, Presiden Afghanistan Hamid Karzai mendukung perubahan strategi AS yang diusulkan itu, dengan mengatakan ia telah menyerukan pendekatan yang berbeda selama bertahun-tahun.

Kekerasan di Afghanistan meningkat dalam tiga tahun terakhir ketika pejuang al Qaida dan Taliban menyusun diri kembali di daerah perbatasan, demikian Reuters.(*) sumber berita ANTARA

Tidak ada komentar: