Sabtu, 06 September 2008

Pertamina EP Tertutup Soal Potensi Sumur Migas

Warta Wiralodra, Indramayu
Pertamina EP (Eksplorasi dan Pengembangan) Region Jawa dinilai tidak transparan. Bahkan sekadar untuk mengetahui data jumlah sumur minyak dan gas yang ada dan dikelolanya di Kab. Indramayu. Kondisi itu menjadikan Pemkab Indramayu sering kesulitan memberikan jawaban, terkait pertanyaan potensi minyak dan gas yang ada di Kab. Indramayu.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup (DPLH) Kab. Indramayu, Drs. H. Suherman, M.Si dan Kasubdin Pertambangn DPLH, Dodi Dwi Endrayadi, Selasa (17/6). "Memang kesannya aneh, kami ada di dinas pertambangan tetapi tidak punya data valid jumlah tambang khususnya sumur minyak dan gas. Itulah kondisi dan kenyataan yang ada," kata Dodi Dwi Endrayadi.
Penyebabnya, kata Dodi, pihak Pertamina EP Region Jawa yang menangani pengelolaan sumur minyak dan gas di Kab. Indramayu tidak pernah memberikan informasi perkembangan sumur-sumur minyak dan gas. Akibatnya ketika ada pertanyaan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap potensi dan masalah itu, Pemkab Indramayu tidak mampu memberi penjelasan secara memuaskan.. Disebutkannya, saat pihak Pertamina EP Region Jawa hendak melakukan uji seismik untuk mencari sumber minyak dan gas baru di wilayah Kab. Indramayu memang ada pemberitahuan termasuk permintaan bantaun untuk sosialisasi kepada masyarakat. "Hanya ketika uji seismik selesai, DPLH tidak menerima informasi lanjutan tentang jumlah titik uji seismik yang dilakukan, termasuk temuan jumlah sumur yang kemungkinan potensial untuk dieksplorasi," ujar Dodi Dwi Endrayadi menambahkan.
Bahkan yang unik, seperti diungkap Dodi Dwi Endrayadi, untuk sekadar memetakan potensi sumur yang ada Pemkab Indramayu terpaksa membuat projek tersendiri bekerja sama dengan ITB. Hal itu seperti yang pernah dilakukannya tahun 2006. Hasilnya, dari penelitian yang dilakukan DPLH Indramayu bersama ITB, jumlah sumur di Kab. Indramayu ada sebanyak 283 sumur. Terdiri atas 76 sumur minyak, 62 sumur gas dan 145 sumur sisanya disebut sebagai sumur tidak produktif.
"Jadi pegangan kami saat ini adalah data tahun 2006 dari hasil penelitian ITB itu. Hanya sayangnya, ketika data itu dicocokkan dengan data di Dinas Pertambangan Provinsi juga tidak sama. Jadi sulit mengetahui yang mana yang benar," tandas Dodi Dwi Endrayadi.
Kantor DPLH Kabupaten Indramayu saat ini tengah menyusun konsep surat untuk mempertanyakan potensi sumur minyak dan gas itu ke Pertamina EP Region Jawa dan berharap mendapat respon yang memadai. Hingga Pemkab Indramayu bisa mengetahui secara pasti tentang potensi sumber minyak dan gas yang ada minimal jumlah sumur, yang dieksplorasi dan yang tidak produktif termasuk lokasi-lokasinya. Secara terpisah, Humas Pertamina EP, Bambang membantah.soal.ketidaktrasparanan terkait permasalahan itu. Ia mengakui Pertamina EP tidak pernah menyampaikan informasi itu secara berkala ke Kantor DPLH Kab. Indramayu. "Tetapi kalau diminta pasti akan kami jawab. Jadi semestinya DPLH yang proaktif," ujar Bambang melalui telefon selulernya. Ditanya tentang jumlah sumur minyak dan gas di Kab. Indramayu yang masih dieksplorasi dan yang telah dinyatakan tidak produktif, Bambang mengaku tengah cuti dan kebetulan tidak hafal hingga belum dapat menjawab pertanyataan tersebut. (***

Tidak ada komentar: